"jangankan untuk kuliah.. untuk makanpun susah.." sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan pengamen kecil itu membuatku hening sejenak dan air mataku pun mulai menghiasi bola mataku, seketika aku tersadar atas nikmat yang sedang ku jalani ini namun tetap saja aku mengeluh lelah menjalaninya..
"apa yang anak itu rasakan di siang hari tanpa alas kaki, pakaian yang tipis bahkan terkesan tidak layak pakai lagi di siang hari yang sangat terik ini harus mengejar angkutan umum demi mengais rezeki yang tidak seberapa?" "mampukah aku bertahan hidup jika berada di posisinya?" "siapa anak itu?" "mengapa sepenggal lirik lagunya membuatku terpaku?" ribuan pertanyaan berkecambuk di benakku.
plastik yang disodorkan anak itu membuyarkan lamunanku, aku pun memberikan 3 lembar uang ribuan untuknya. anak itu berdiri di pintu sambil menunggu untuk turun aku bertanya kepadanya.
"kamu gak sekolah?"
"sekolah dong kak hehe"
"kok sekarang udah ngamen? kan masih siang?"
"saya sekolah pagi kak, jam 12 udah pulang jadinya"
"ooh, kelas berapa?"
"kelas 4 kak, kakak kuliah ya?"
ya Allah.. anak ini seusia adikku, harusnya dia di rumah belajar bukan mengais rezeki di jalan seperti ini.. hatiku meronta melihat kerasnya perjuangan anak ini.
"iya aku kuliah. lagu kamu bagus banget tadi.."
"makasih kak, aku mau kuliah nanti makanya harus rajin cari duit hehe jadi nyanyi di jalanan deh :D"
"wah.. kamu rajin banget"
"maunya sih cuma main tapi kalo main doang nanti gak bisa kerja di kantoran hahaha gak maju maju nanti kak, ibu di rumah hidup susah terus nanti kan kasian kak"
aku tak bisa berkata lagi, terkesima dengan anak itu, betapa gigihnya dia, beda dengan aku yang semua telah tersedia, tak perlu susah payah memikirkan masalah lain di luar pendidikan.. sedangkan anak ini diusia yang seharusnya hanya bermain dan belajar sudah harus berjuang memikirkan kelanjutan hidupnya..
"saya suka iri sama anak lain yang hidupnya enak, ibu bapaknya sayang.. kalo saya cuma bisa ngamen biar dapet duit buat tambah makan ya kalo ada lebihnya buat ditabung buat sekolah terus sampe kuliah"
ada apa ini? mengapa aku dipertemukan dengan anak ini? mengapa dia terbuka denganku? anak ini bukan pengamen biasa.. mungkin jika aku yang berada di posisinya aku sudah menyerah, tapi anak ini tidak, dia berjuang untuk mencapai suatu tujuan "keberhasilan"
"eh maap kak jadi curhat ya hehe udah ya kak, mau ngamen di tempat lain dulu"
"iyaa hati hati yaaa"
seperginya anak itu aku terdiam.. kecil sekali aku jika dibanding dia, hebat sekali anak itu.. semoga Allah memberi jalan untuk menggapai angan kamu ya :)
tidak semua orang bisa seperti dia, kebesaran hatinya menerima keadaan tanpa mengeluh, niat tulusnya untuk memperbaiki kehidupannya di masa yang akan datang.. sejenak kita harus berpikir cara untuk mensyukuri nikmat Sang Maha Kuasa, jalani kehidupan seikhlas mungkin, tanpa harus selalu mengeluh akan kekurangan yang ada. jika anak itu saja bisa mengapa aku, kamu, dan kita tidak bisa lebih baik diusia yang sudah lebih matang darinya.
Allah sudah memberi segala yang terbaik untuk kita dan dalam porsi kita hanya rasa syukur dan usahalah yang akan menambah kenikmatan dariNya :)