Selasa, 21 Agustus 2012
sunyi - gelap - harap
sunyi,
mengapa kau tega terus menghampiriku di saat hatiku telah sesak oleh dirinya yang tak kunjung bisa keluar dari dalam ruangan terkunci
dengan satu kunci yang telah berkarat terlalu sering tertetesi air mata
dengan gembok yang terkulai tak berdaya tanpa kunci yang sepadan
haruskah kau selalu menghampiriku bersamaan dengan datangnya kenangan tentang dia
sunyi, kau hanya menyesakkan ruang hati dan pikiranku
gelap,
kau selalu setia menemani keseharianku yang tak lagi berwarna
semua tampak hitam legam tanpa sosok pengiring hilangnya rindu yang telah tertumpuk
kubiarkan kau menjadi teman tanpa ada yang tahu
tanpamu, aku tak tahu apa yang terjadi dalam hidupku
tanpa warna, sekalipun hanya gelap penuh banyang hitam
harap,
kini kau hanya menjadi kata kosong bagai pembatas buku
yang sudah kubatasi di bagian yang tak ingin lagi kubaca selamanya
kubiarkan kau pergi menjauh sejauh-jauhnya seperti angin yang membawa terbang sejumput kapas putih
tanpamu, hidupku terasa lebih ringan sekalipun walau aku harus berjalan tanpa tujuan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar