Minggu, 30 Juni 2013

Tak dengan Puisiku



Aku begitu menyukai puisi, tapi bukan puisiku sendiri
Puisiku terlalu berantakan, puisiku tak beraturan
Puisiku tak berkelit, puisiku terlalu lugas
Puisiku seperti pecahan gelas kaca yang berserakan, jika langsung kubuang pecahannya bisa melukai namun tak juga bisa kusimpan pecahannya
Puisiku selalu menahan mataku untuk tak berkedip karena jika aku berkedip maka kertasku akan basah dan menghanyutkan barisan kata yang telah kususun
Puisiku selalu berisi kau, kau yang mengenalkanku dengan kata-kata yang tak kukenali sebelumnya, kata-kata yang akhirnya kuulangi di barisan puisiku yang lain
Puisiku hanya susunan aksara yang mungkin saja kau baca, aksara yang mungkin saja akan indah bila tertulis, aksara yang mungkin akan kamu pahami; nanti
Halaman demi halaman puisiku hanya mampu kupandangi dengan mata kosong yang entah menerawang apa
Tapi, untuk siapa puisi-puisi kosongku? Siapa yang bisa menerjemahkanya? Hatimu atau hanya hatiku?

1 komentar:

  1. assalamualaikum

    tulisannya bagus sekali, hehe..

    follow blog saya yaah www.anggarizuana.blogspot.com

    salam kenal dari saya ..

    #angga rizuana

    BalasHapus